Wednesday, December 11, 2013

Negativity

Dua minggu menuju Hari Natal! Hahaha so so so so damn excited therefore I have to put it first in this post. Although this one has nothing to do with Christmas day.


Negativity.


Coba direnungkan dulu, dalam satu hari, berapa kali kita berpikir negatif? Kepada masa lalu, masa depan, masa sekarang, peristiwa, teman, dosen, keluarga, bahkan orang yang tidak kamu kenal sekalipun? Gua sih, jujur, sering. Sering men-judge juga sering di-judge demikian. Kenapa sih kali ini lagi-lagi gua membahas sesuatu yang jelek? (Andddd there's the negative thought)


Sedikit cerita aja mengenai semalam. Gua adalah salah seorang penggemar hal-hal berbau teknologi, gadget, yah yang semacamnya lah. Maka dari itu, kalo ketemu sesuatu yang keren, dengan sangat wajar gua akan hyped up. Contoh: semalam gua iseng-iseng nyari 'today airplane traffic' di Google. Kenapa? Karena semalam Bokap gua dalam perjalanan pulang dari Dubai naik pesawat. The result from Google was not only yesterday' airplane traffic, but there's something even better. Check this out: www.flightradar24.com


Ternyata dari web itu, kita bisa secara langsung mantau pergerakan pesawat di seluruh dunia. Kita bisa tau jadwal arrival dan departure dari bandar udara di seluruh dunia. Info tentang pesawat itu sendiri juga ada bahkan. And the most amazing is... we can see live from the cockpit view! Hal yang bahkan kalo jadi penumpang di pesawat itupun kita ga bisa liat. Mungkin memang gua yang norak, katrok, atau kampungan, tapi gua bener-bener baru tau tentang keberadaan web ini. 


Saking excitednya gua, gua mengabari Nyokap tentang keberadaan web ini. SMS ke kedua HP nya, BBM, tapi ga ada satupun yang dibales. Akhirnya gua telfon, kurang lebih pukul 10 malam saat itu. Nyokap ngangkat.
S: Ma di rumah bisa konek internet ngga?
M: Bisa, kenapa?
S: Buka web yang ada di SMS aku deh,
M: Kenapa emang? Tentang apa?
S: Tentang pesawatnya Papa
M: Apa?? Kenapa pesawatnya???


Dannnnnn malah Nyokap gua shock, panik, dikira terjadi sesuatu. Setelah gua jelasin isi web nya apa, malah dibalik pernyataannya: Sandra suka parno-an, nggak percaya-an, khawatir tingkat tinggi, and worse; ga percaya sama Tuhan.


I was like.. Whaaaaaaaaaaaaat?


Jauh, jauh, jauh, jauh sekali dari tujuan awal gua mengabari tentang web tersebut.


Di akhir pembicaraan, Nyokap nyuruh gua untuk berdoa.


Oke, gua mengakui gua memang ada salah. 1) Malem-malem baru nelfon (ya sebenernya sih karena gua juga baru tau soal itu sesaat sebelum nelfon, coba kalo taunya pagi, ya nelfonnya pagi) 2) Pernyataan gua kurang jelas di awal tentang web itu, malahan menimbulkan pemikiran negatif.



Itu cerita tentang Nyokap. Ini cerita pembicaraan gua sama Bokap (yang sudah sampai semalam dalam keadaan selamat sehat walafiat, with slight delay yang gua di kamar kosan udah tau sebelum pesawat mendarat via web itu hahaha). pukul 12 malam persis sebelum gua tidur.
S: Pa, udah nyampe? Kok ga bales SMS?
P: Oiya, lupa si Mama
S: Pa aku nemu web keren lohh, bisa mantau pesawat kapanpun dimanapun, bisa tau jadwal airport, bisa ngeliat view dari cockpitnyaa
P: Ohya?? (Ikutan heboh) Keren ya! 


Beda kan? Hahaha..


Negativity. Capek loh kalau berpikir negatif , capek juga kalo dituding secara negatif. Gak mau kan dituding negatif? Nah sayangnya kadang ada beberapa hal yang bikin kita lupa sama hal ini: diri kita sendiri yang memunculkan pemikiran negatif lewat aksi maupun perkataan. Maka dari itu, berpikirlah lagi sebelum bertindak dan berkata-kata


Emang sih, yang namanya negativity itu gak mungkin hilang 100% dari dunia, the world needs balance after all. Yin and Yang. (yang akhir-akhir ini suka gua pertanyakan kebenarannya). Memang akan ada saatnya ketika udah bertindak dan berkata-kata sebaik mungkin, masih juga dicap negatif. Yang paling bahaya dari berpikir negatif adalah it stays with you, and it is not easy for us to leave it. Coba aja kalo dari awal udah berpikir jelek tentang seseorang, mau dia ngapain juga pasti ngecapnya, "Apaan sih?" atau "Pasti ada sesuatu di balik maksudnya nih,". Bayangin sepanjang hidupmu isinya berpikir gitu terus. Capek kan?  Seperti kata seorang senior di MPM bilang, "Buang semua persepsi (pikiran) itu jauh-jauh!!"


Mulailah dari kamu yang berpikir positif. Mulailah dari hari ini, saat ini. Much much much more ease to feel and surpass today. One thing about positive; it stays with you, and it is not easy for us to leave it. Kok sama dengan negativity? Memang sama. Tinggal kamu yang pilih mau yang mana.


Have a good day! 

Tuesday, December 10, 2013

The Birthday of Eternitiy

Sesuatu yang aneh terjadi dalam hidup gua hari ini, yang bikin gua sepanjang hari merenung tentang sebuah kata. Kata yang mungkin ditakutkan oleh orang-orang, dihindari, tidak mau dibayangkan, bahkan mungkin menjadi hal taboo untuk dibicarakan. Kematian. Death. The birthday of eternity.


Selama 20 tahun hidup, udah cukup banyak gua melihat orang lalu lalang dalam misteri terbesar kehidupan. Tante, Om, Oma, tetangga, bahkan teman. Suatu kejadian yang bener-bener bikin gua yang saat itu masih kecil mengerti tentang kematian seseorang adalah ketika tetangga gua yang meninggal. Anak perempuan, umurnya lebih muda dari gua. Dari dia lahir sampai saat-saat sebelum dia meninggal, gua lihat. Dari dia masih bayi, dia belajar naik sepeda, dan sering naik sepeda di depan rumah. Dan tiba-tiba aja dapet berita dia meninggal karena sakit demam berdarah. Umur gua masih belasan saat itu, dan di umur belasan itu  gua sudah melihat seumur hidup seseorang.


No one can expect death.
Gak ada yang tahu kapan dia datang.
and worse, kepada siapa dia akan datang.
Dan kita juga gak bisa menghindar darinya.
It is the part of life itself.


Mungkin kalian yang ngebaca post ini akan mikir gua aneh, kenapa gua udah bisa berpikir soal kematian. Nggak kok, bukannya gua mau meninggalkan dunia. Bukan juga karena gua takut sama hal itu. Tapi lebih ke gua sadar, betapa pendeknya hidup manusia itu. Bayangin, gua harus kehilangan seorang Om yang cukup dekat sama gua padahal dia baru aja berkunjung ke rumah beberapa hari yang lalu. Kebetulan gua lagi di Jakarta juga saat itu. Siapa yang nyangka? Gak ada.


Dan kadang gua suka bertanya sama diri gua sendiri, kalau dipanggil sekarang, sudah siapkah? Ada gak hal-hal yang akan gua sesali?


Ada. Banyak.
Most of it kepikiran sama orang tua. Gua sudah banyak menyusahkan mereka, dan belum bisa membahagiakan mereka.


But then again, no one knows where death is going to come.


Bertanya lagi ke diri sendiri. Gimana kalau dia datang ke orang terdekat? Hancur gua pastinya. Dan lebih banyak lagi penyesalan yang bisa gua bayangkan.


...




Setelah banyak bergerumul dengan pikiran-pikiran mengenai kematian, datanglah mengenai kehidupan.


Bersyukurlah pagi ini kamu bangun.
Bersyukurlah pagi ini, Dia tidak lupa membangunkan kamu.
Bersyukurlah hari ini, kamu masih bisa bertemu, berbicara, menyapa mereka.
Kalau belum disapa, sapalah.
Perlakukan orang-orang di sekitarmu sebaik-baiknya.
Bersyukurlah hari ini, kamu masih dikasih kesempatan untuk hidup, satu hari lagi.


Dan yang terakhir, lakuin hal-hal yang ingin kamu lakuin, yang memang harus kamu lakukan.
Sehingga saat dia datang menjemput kita, you leave no regret behind.


"The fear of death follows from the fear of life. A man who lives fully is prepared to die at any time."
Mark Twain